Pemetaan Desa Pasca Bencana (1)


PEMETAAN (1)

DUSUN SALUT TIMUR
3 - 4 April 2019

Pemetaan Desa Pasca Bencana di Dusun Salut Timur, terdapat 8 RT yang terlibat RT 1 – RT 8. Kedatangan terlambat akibat sesat, sehingga warga yang telah menunggu ada yang pulang, namun kembali ke tempat berkumpul. Kegiatan di awali oleh SHEEP dengan melakukan perkenalan terhadap program dan alasan mengunjungi Dusun Salut Timur. Lalu, dilanjutkan dengan Ice Breaking yang diawali oleh Mas Sulis dari pihak SHEEP guna mencairkan suasana agar pemetaan dilakukan dengan semangat. Setelah itu, dilanjutkan dengan penjelasan oleh pihak Arkom yakni Mas Niti terkait cara pemetaan yang akan dilakukan oleh warga. Setelah itu, kegiatan yang dilakukan dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok RT 1 – RT 3,  kelompok RT 4 – RT 8 dan kelompok yang mengulik tentang sejarah dan budaya. Kelompok RT 1 – RT 3 didampingi oleh Budi, kelompok RT 4 – RT 8 didampingi oleh Mas Niti dan Abaz, dan kelompok sejarah dan budaya di dampingi oleh Mas Toto. Pemetaan RT dilakukan dengan menggali informasi fisik bangunan serta masalah dan potensi Dusun Salut Timur. Pemetaan fisik bangunan terdiri dari infrastruktur jalan, drainase, listrik, air bersih, fasilitas umum, dan kondisi rumah.
Kondisi fisik bangunan yang ada di Desa Salut Timur 95% rumah rusak akibat gempa bumi, adapun penjelasan dari warga rumah yang rusak berat seluruhnya terbuat dari beton, untuk rumah kayu dan bruga itu masih tetap berdiri. Adapula masalah utama yang dialami oleh warga yaitu kesulitan air bersih. Kesulitan air bersih dikarenakan sumber air yang jauh dengan jarak +- 7 km ke arah puncak dari dusun, tempat penampungan yang minim warga sulit untuk menampung, warga sudah berinisiatif dengan membuat kolam dari terpal seadanya untuk menampung air, namun dirasakan warga masih sangat kurang terlebih pipa yang mengaliri air di dusun dibuat lubang yang dipakai untuk mengaliri air namun bergantian dengan beberapa warga, warga juga mengeluhkan pipa yang hanya berada di bagian kanan jalan sehingga warga yang tinggal dibagian kiri jalan kesulitan untuk menyambung pipa untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Masalah sanitasi warga juga bermasalah yaitu, warga memiliki kebiasaan BAB di kebun, dikarenakan tidak semua warga punya tempat MCK yang layak di rumahnya. Warga juga mempermasalahkan jalan rusak dan perkerasan yang tidak merata, masih banyak jalan yang belum beraspal hanya tanah dan paving. Drainase yang tidak merata di jalan menyebakan jalan rusak, karena air mengikis jalan. Penerangan jalan di Dusun Salut Timur tidak ada, hanya mengandalkan lampu dari rumah. Fasilitas umum seperti mushalla, kantor desa, sekolah, rusak berat akibat gempa. Banyak potensi SDA yang dimiliki dusun ini, yaitu hasil perkebunan namun warga kesulitan untuk mengolah hasil dan melakukan pemasaran. Kurangnya sosialiasi dan pelatihan membuat warga menjadi kurang terampil dalam memanfaatkan SDA.
Segala permasalahan warga sudah mulai berbenah. Warga Dusun Salut Timur mulai berbenah dengan membangun rumah mereka secara swadaya dan mandiri, warga membuat rumah dengan berbahan kayu dan bambu, hal tersebut dikarenakan warga melihat rumah kayu yang tidak roboh akibat gempa bumi sebelumnya. Warga mengeluhkan bantuan dari pemerintah yang dinilai mempersulit proses penerimaan bantuan. Bantuan seperti pelatihan sudah pernah masuk dari IPB terkait cara menanam sayur di perkarangan yang saat ini warga tetap melanjutkan hal tersebut. Solusi-solusi dari segala permasalahan juga dipecahkan secara bersama-sama pada hari kedua berkunjung ke Dusun Salut Timur, pada dasarnya warga masih mengharapkan bantuan berupa dana, pelatihan-pelatihan dan ruang bersama yang dinilai dapat memberikan contoh baik untuk dusun. Adapula keterhambatan dalam melakukan apemetaan di dusun, yaitu terkendala bahasa yang apabila mereke berdiskusi satu sama lain, hal tersebut tidak dimengerti oleh pendamping dalam menyimak. Keterlibatan ibu-ibu yang kurang juga menyebabkan pemetaan ini kurang lengkap karena permasalahan yang keluar hanya dari sudut pandang bapak-bapak yang ada di dusun. Cuaca yang kurang bersahabat, hujan terjadi di hari ke-2 membuat warga menjadi kurang fokus karena tempat yang hanya beratap terpal dan tidak memilki dinding menjadi basah akibat bocor dan tempias, sehingga kesulitan untuk menyimak dan menulis serta menggambar siteplan di Dusun Salut Timur. Solusi dari segala permasalahan yang tertulis pada hari sebelumnya dicari hingga menentukan seberapa jauh jangkauan organisasi dan pihak pemerintah yang terlibat, warga masih sedikit kebingungan dalam menentukan hal-hal tersebut. Lalu penentuan waktu penyelenggaraan dan ketercapaian dari solusi-solusi yang telah ditentukan dan selanjutnya dilakukan penentuan penaggungjawab yang melibatkan warga dusun. Di dusun ini cukup sulit untuk menentukan penanggungjawab karena warga yang terlibat tidak mau, sehinggat penanggung jawab dilibatkan oleh Pak RT , Pak Kadus dan beberapa warga saja.

Komentar

Postingan Populer