Pulau Jemaja, Kepulauan Anambas (Lokasi Pengabdian ENJ Kal-Bar 2018)

Kondisi Pulau Jemaja, Kepulauan Anambas


 Pulau Jemaja, Pulau yang sangaaaattt indah. terletak di Laut Natuna Utara. Pulau ini memiliki panorama yang sangat indah mulai dari warna laut yang biru tua, biru muda, hijau, hingga bening sehingga tampak ikan-ikan yang unik serta warna-warni terumbu karang yang menghiasi dasar laut yang berpasir yang indah. Pulau yang memiliki bukit-bukit dengan puncak tertinggi berada di +-400mdpl, Bukit Datok. Hutan yang asri, dihiasi warna hamparan perkebunan dan persawahan milik masyarakat di Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur ini.

Unik. Permukiman di pulau ini sebagian besar berada di atas laut dengan dihubungkan oleh gertak kayu dan beton. Rumah-rumah warga yang ada di sana sebagian besar bersifat semi-permanen dengan perkerasan beton dan kayu. Awalnya bingung, mengapa masyarakat disini tidak memiliki gertak yang digunakan untuk mandi dan mencuci. Ternyata. Aku juga baru ingat kalau disini rumah berada di atas laut, bukan sungai. Asin. Berbeda dengan permukiman atas air yang berada di sepanjang Sungai Kapuas tempat aku tinggal. Setiap rumah disini memiliki MCK yang sangat baik, setiap rumah membuat saluran kotoran yang ditanam hingga dasar laut dan membuat dinding yang terbuat dari terumbu karang yang sudah mati dan campuran semen.

Di pulau ini sudah terdapat prasarana telekomunikasi berupa sinyal HP dan wifi, meski sangat-sangat terbatas, hanya di beberapa titik saja sinyal disini kencang, seperti di tempat objek wisata andalan. Seperti di Pantai Padang Melang, Pantai Kusik dan Pantai Pasir Panjang. Jalan-jalan disini juga sudah sangat baik, jalan penghubung desa sebagian besar sudah beraspal, sehingga dapat dilalui kendaraan bermotor dan bermotor dengan nyaman. Kondisi sekolah-sekolah disini juga sangat baik, bahkan salah satu sekolah disini bergelar Sekolah Adiwiyata yang berada di Desa Rewak. Sarana lain seperti kesehatan, di pulau ini sudah ada puskesmas dan rumah sakit. Ada bank, pelabuhan, kantor polisi, kantor pemerintahan yang sangat baik bahkan juga ada Bandar Udara Letung, yang digadang-gadang akan menjadi pintu masuk untuk wisatawan masuk menjelajahi Kepulauan Anambas yang indah ini.

Dibalik pulau yang indah, terdapat masyarakat yang kental akan adat dan budaya melayu. Masyarakat disini sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, dengan komoditas unggulan yakni ikan tongkol. Ikan tongkol yang melimpah harus diolah agar tahan lama. Olahan makanan disini hampir semua berbahan ikan tongkol, juga terdapat lakse, kerupuk atom, kerupuk ikan, ikan asap, roti gendang, mie tarempa, olahan sagu menjadi lakse dan papeda dll. Oh IYAA... ada es cikong, dengan kacang didalamnya. HIHI.

Masyarakat disini hidup dengan harmonis dengan kentalnya adat melayu, tak sulit untuk menemukan masjid/mushalla disini. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa melayu yang sangat mudah dimengerti karena mirip dengan Bahasa Indonesia. Kekeluargaan di pulau ini sangat erat, dapat dilihat dengan hari perayaan seperti Idul Adha yang perayaannya sangat meriah, dengan malam takbiran keliling yang melibatkan warga desa, siswa/i serta perangkat daerah dari beberapa desa yang berkumpul di lapangan sepak bola di Kelurahan Letung. SANGGAATT RAMAII. Saat hari Idul Adha masyarakat memasak untuk dihidangkan kepada tamu, setiap bertamu diwajibkan untuk makan. Perayaan Hari Kemerdekaan disini juga sangat ramai, pemerintah mengadakan perlombaan antar desa, seperti lomba sepak bola, voli, dan pertunjukan kesenian. Disini juga ada festival tahunan yaitu Festival Padang Melang.

Seperti tempat lain di pulau-pulau terluar di Indonesia, Pulau ini juga terdapat beberapa masalah seperti kekurangan air bersih, persampahan, bahan pokok, BBM, dan gelombang tinggi. Masalah kekurangan air bersih, disini masyarakat memanfaatkan air gunung yang dialirkan ke rumah-rumah menggunakan pipa, namun untuk di beberapa waktu air sulit dan tersedia pada jam-jam tertentu secara bergiliran. Masalah persampahan disini juga terjadi, banyak sampah di pinggir pantai, sampah bersumber dari masyarakat dan luar pulau yang hanyut. Masalah persampahan dapat dilihat dari tempat pembuangan akhir sampah yang kurang baik, seperti menumpuk dan tidak dikelola. Sampah juga berada di kolong-kolong dan sekitar rumah warga, tidak adanya sistem pengelolaan dan prasarana persampahan seperti tempat sampah yang kurang membuat masyarakat kebingungan membuang sampah.

Permasalahan tingginya harga bahan pokok, dirasakan masyarakat terutama saat terjadi gelombang tinggi yang mengakibatkan kapal sulit berlabuh mendistribusikan barang ke pulau ini. Hal ini terjadi juga untuk harga BBM, jika dalam keadaan gelombang tinggi BBM menjadi sangat langka, dan dijual hingga 20.000 rupiah perliter.

Indonesia memang negara yang luar biasa luas. Di Provinsi Kepulauan Riau, kalian bisa menemukan Kepulauan Anambas dengan banyak pulau cantik di dalamnya. Salah satu pulau yang masih asri dapat ditemui di sekitaran Pulau Jemaja.

Komentar

Postingan Populer