MITIGASI BENCANA BANJIR DAS BERINGIN DI KELURAHAN MANGKANG WETAN, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG
Banjir yang melanda wilayah di Indonesia
merupakan fenomena yang nyata karena
negara ini berada di daerah tropis dengan
curah hujan yang cukup luas. Data
menunjukkan ± 40% bencana alam banjir
terjadi di Indonesia (Nugroho et al., 2019).
Menurut data bencana pada tahun 2000-
2009 dari BNPB, banjir merupakan bencana
alam terbesar yang menyebabkan kerusakan
bagi pertanian. Selain itu, berbagai pemicu
konversi tanah di daerah-daerah seperti
pembukaan hutan dan pembangunan
perkotaan yang sangat cepat. Pembukaan
hutan di daerah hulu menyebabkan air
hujan tidak terserap oleh tanah dan
langsung menjadi air limpasan yang
mengalir ke sungai. Debit air sungai menjadi
semakin tinggi dan akhirnya terjadi banjir.
Kota Semarang dilewati oleh 21 sungai yang
menyebabkan wilayahnya berisiko terhadap
bencana banjir bandang. 17 Kelurahan atau
9,6 % wilayah di Kota Semarang rentan
terhadap bencana banjir, salah satunya
adalah di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bringin.
DAS Bringin mempunyai aliran sungai
mengalir dari kaki Gunung Ungaran di
selatan menuju utara dan bermuara di Laut
Jawa. DAS Bringin terletak di bagian barat
Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah dengan
luasan ±33,841 km2. Secara administrasi,
terletak DAS Bringin di Kecamatan Mijen,
Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Tugu
(Prasetyo et al., 2020).
Armah et al (2010), dalam sebuah penelitian
yang berjudul “Dampak Banjir terhadap
Mata Pencaharian dan Kerentanan
Masyarakat yang Bergantung pada Alam di
Ghana” merupakan penelitian yang mengkaji
tentang strategi koping dan kerentanan dua
komunitas yang bergantung pada pertanian
pasca banjir. Diagram sebab akibat
digunakan untuk mengkonseptualisasikan
mitigasi banjir yang disebabkan oleh banjir
yang terjadi di wilayah studi.
Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa beberapa
karakteristik sosial budaya muncul untuk
mengurangi risiko dan mengurangi
kerentanan.
Tekanan urbanisasi dan cuaca ekstrem yang
disebabkan oleh perubahan iklim turut andil
di dalam meningkatkan kerentanan kota
terhadap banjir. Bahaya yang disebabkan
oleh kenaikan permukaan laut
dikombinasikan dengan kerentanan yang
lebih tinggi di wilayah pesisir dapat
menyebabkan lebih banyak risiko diikuti
dengan lebih banyak kerusakan dan
kerugian (Marfai, 2014). Tahun 2010, banjir
bandang di DAS Beringin mengakibatkan
korban meninggal, hilang serta kerugian
material.
Komentar
Posting Komentar