Refleksi Awal: Tentang Marah, Menyalahkan, dan Belajar Tenang

Tentang Marah, Menyalahkan, dan Belajar Tenang

Beberapa waktu terakhir saya mulai membaca buku Berani Tidak Disukai. Saat sampai pada bagian “Manusia Menciptakan Amarah,” saya terhenti cukup lama. Ada kalimat-kalimat yang terasa sederhana, namun menembus ke dalam pikiran saya.

Penulis menjelaskan bahwa amarah bukanlah reaksi spontan atas tindakan orang lain, melainkan sesuatu yang kita ciptakan sendiri. Awalnya saya sulit menerima pemikiran itu. Rasanya aneh membayangkan bahwa marah bukan disebabkan oleh orang lain, tetapi oleh keputusan diri untuk marah. Namun semakin saya renungkan, pemikiran itu mulai masuk akal.

Saya teringat pada masa kecil, ketika pernah jatuh dari tangga masjid dari lantai dua - lantai di bawahnya. Saat itu saya begitu yakin bahwa ada teman yang mendorong saya. Padahal mungkin saya hanya terpeleset. Sekarang saya sadar, waktu itu saya sedang mencari alasan agar tidak merasa lemah atau malu. Sejak kecil, saya ternyata terbiasa mencari “penyebab luar” untuk rasa tidak nyaman di dalam diri.

Kebiasaan itu terbawa hingga dewasa. Saya sering merasa tidak sepenuhnya salah ketika sesuatu terjadi, seolah ada hal lain. Nasib, keadaan, atau orang lain yang ikut berperan. Namun kini saya mulai menyadari bahwa menyalahkan bukanlah jalan keluar. Itu hanya cara lama saya untuk menghindari perasaan tidak nyaman.

Ketika saya mencoba menghadapi perasaan itu secara sadar, tubuh saya merespons dengan rasa sesak dan tidak nyaman. Saya menarik napas panjang, dan perlahan muncul rasa sedikit lebih ringan. Mungkin di situlah awal dari proses menerima dan menerima bahwa saya tidak harus selalu mencari siapa yang salah, dan bahwa saya bisa memilih untuk tetap tenang.

Sekarang saya ingin memperbaiki diri dengan belajar bersikap lebih tenang sebelum memutuskan sesuatu. Saya ingin menjalani hidup dengan kesadaran, bukan dengan reaksi yang terburu-buru. Saya belajar bahwa masa lalu memang tidak bisa diubah, tetapi cara kita memaknainya dan melangkah hari ini sepenuhnya ada di tangan kita. 🌿

Komentar

Postingan Populer